DROPPIISHOPS.COM – Di langit malam kota Ostersund, Swedia, seorang astrofotografer bernama Göran Strand berhasil menangkap gambar luar biasa dari aurora raksasa yang berbentuk paus. Fenomena alam yang menakjubkan ini dikenal sebagai corona, yang terjadi ketika seseorang berada di bawah Cahaya Utara, sejajar dengan medan magnet bumi. Sinar yang indah ini tampak memancar dari satu titik di langit dan perlahan menyebar menjadi cahaya hijau yang mengagumkan.

Strand mengungkapkan bahwa sebelum munculnya aurora paus, ia selalu memantau situs web tertentu untuk mengetahui kondisi terbaik dalam melihat aurora. Pada malam ketika aurora paus muncul, kondisi alam sangat mendukung: hampir tidak ada angin dan suhu hanya beberapa derajat di bawah nol Celsius.

Ia mulai merekam fenomena corona setelah keluar dari rumah sekitar pukul 19. 30 waktu setempat bersama keluarganya untuk menyaksikan Cahaya Utara. Namun, setelah beberapa saat, keluarganya memutuskan untuk pulang, meninggalkan Strand yang tetap bertahan sendirian.

Dengan harapan cuaca akan memberikan keberuntungan, Strand memilih untuk tetap menunggu dan menghabiskan malam di sana, sambil berharap dapat melihat aurora. Sambil menanti angin matahari, ia menemukan lokasi strategis di lereng ski kota yang memberikan pemandangan indah lampu-lampu kota. Namun, yang ia temukan jauh lebih spektakuler. Tiba-tiba, aurora muncul di langit, membentuk sosok paus yang sangat langka.

“Saya memiliki kesempatan untuk menikmati pemandangan corona bulan yang berwarna indah, dan untuk sejenak saya juga bisa melihat lingkaran cahaya bulan yang redup, sehingga banyak hal luar biasa terjadi malam itu,” ujar Strand.

Strand membagikan pengalaman tersebut melalui video di akun YouTube-nya, menampilkan keindahan aurora paus secara langsung. Lampu-lampu mulai meredup dan perlahan-lahan Cahaya Utara semakin hidup seiring berlalunya malam.

“Corona ini, yang berbentuk paus, sangatlah langka. Saya tidak pernah membayangkan bisa menyaksikan corona yang bergerak begitu cepat. Rasanya benar-benar seperti fiksi,” kata Strand seperti dilansir dari Newsweek.

Baca Juga : 5 Fenomena Alam yang Jarang Terjadi dan Lebih Langka daripada Gerhana Matahari

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *