DROPPIISHOPS.COM – Pada Minggu (27/6) sekitar pukul 14. 30 WIB, fenomena puting beliung melanda daerah Danau Kembar, tepatnya di Danau Diatas, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Meskipun kejadian ini sudah menjadi hal yang lazim di kawasan tersebut, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang memicu terjadinya fenomena ini.
Kepala Stasiun Meteorologi Minangkabau BMKG Padang Pariaman, Sakimin, mengungkapkan bahwaPuting beliung tersebut termasuk dalam kategori cuaca ekstrem, berupa pusaran angin dalam bentuk corong yang terjadi di area perairan, baik laut maupun danau.
Menurut penjelasan Sakimin, penyebab utama terjadinya waterspout ini adalah awan Cumulonimbus, yang ditandai dengan dasar awan yang gelap. Terdapat perbedaan suhu, tekanan, dan kelembaban udara yang signifikan dibandingkan dengan area sekitarnya, yang kemudian memicu pergerakan angin secara berputar.
“Hasil analisis data menunjukkan kondisi atmosfer yang tidak stabil di wilayah Solok, termasuk Danau Kembar, yang membuat kemunculan awan Cumulonimbus dan cuaca buruk lebih mungkin terjadi,” kata Sakimin dalam keterangan tertulisnya pada Senin (28/6).
Lebih lanjut, data dari citra radar cuaca menunjukkan adanya pertumbuhan awan yang cukup kuat dengan kecepatan angin yang mencapai 15 m/s hingga 20 m/s (54 km/jam hingga 72 km/jam). Durasi fenomena puting beliung atau waterspout ini cukup singkat, berkisar antara 10-30 menit, namun memiliki potensi yang sangat merusak mengingat kecepatan angin yang tinggi.
Sakimin menjelaskan bahwa puting beliung umumnya terjadi antara siang hingga sore hari, terutama saat musim pancaroba. Pada musim ini, cuaca seringkali tampak cerah di pagi hari dengan suhu dan kelembaban yang relatif tinggi, tetapi menjelang siang atau sore, cuaca dapat berubah drastis menjadi gelap dan dingin.
Ia juga menghimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada terhadap perubahan kondisi cuaca dan menghindari aktivitas di area terbuka yang luas untuk mengurangi risiko akibat fenomena cuaca ekstrem, seperti puting beliung, petir, angin kencang, dan hujan es.
Baca Juga : Ciri-ciri akhir zaman Terlihat Jelas di Antartika, Berikut Alasannya