DROPPIISHOPS.COM – Pernahkah kamu mengalami situasi di mana kamu merasa sadar saat sedang bermimpi? Jika pernah, kemungkinan besar kamu sedang mengalami fenomena yang disebut lucid dream.
Istilah lucid dream pertama kali diperkenalkan oleh Frederik Willem van Eeden, seorang penulis asal Belanda, pada tahun 1913.
Secara medis, lucid dream biasanya terjadi saat seseorang berada dalam salah satu fase tertentu dalam siklus tidur manusia.
Seperti yang diketahui, siklus tidur manusia terbagi menjadi dua tahap utama: Rapid Eye Movement (REM) dan Non-Rapid Eye Movement (NREM). Lucid dream terjadi dalam fase tidur REM, di mana aktivitas otak masih aktif sehingga menciptakan kondisi antara tidur dan kesadaran. Kondisi ini memunculkan pengalaman lucid dream, di mana seseorang dapat menyadari bahwa mereka sedang bermimpi.
Fase REM biasanya mulai terjadi sekitar 70 hingga 90 menit setelah seseorang tertidur.
Walau kerap dikaitkan dengan hal-hal mistis, penelitian menunjukkan bahwa lucid dream tidak memiliki dampak negatif bagi kesehatan dan juga tidak terkait dengan sesuatu yang bersifat gaib.
Menariknya, sekitar 55% populasi pernah mengalami lucid dream setidaknya sekali dalam hidup mereka. Selain itu, fenomena ini juga dapat dimanfaatkan untuk terapi penyembuhan atau pengobatan tertentu.
Namun, kemampuan seseorang dalam mengendalikan lucid dream bervariasi. Ada yang mampu secara sadar mengubah alur cerita dalam mimpinya, tetapi ada pula yang justru terbangun saat mereka menyadari sedang bermimpi.
Hal yang membedakannya dari mimpi biasa adalah fakta bahwa banyak orang dapat mengingat kembali pengalaman lucid dream dengan cukup jelas setelah mereka terbangun.
Baca Juga : Apa Itu Kemarau Basah? Fenomena Tak Lazim yang Sedang Melanda Indonesia