DROPPIISHOPS.COM – Hujan seringkali menjadi tanda kehidupan baru, terutama di daerah yang kering. Seperti fenomena yang satu ini, di mana makhluk unik bermunculan pada waktu yang tepat. Pada akhir Juli 2021, sebuah penemuan mengejutkan terjadi di Arizona utara, Amerika Serikat, ketika hewan bermata tiga muncul setelah musim hujan.

Peristiwa tersebut ditemukan di lapangan upacara kuno milik suku Indian yang terletak di Wupatki National Monument, dekat Flagstaff, Arizona. Lapangan yang biasanya kering itu tergenang air selepas hujan selama beberapa hari, menciptakan momen langka yang diabadikan dalam unggahan Facebook resmi Wupatki National Monument pada 26 Juli 2021. Peristiwa ini dianggap sebagai sesuatu yang tidak biasa dan bersejarah.

Lauren Carter, Lead Interpretation Ranger di Wupatki National Monument, menyebutkan bahwa area tersebut dulunya digunakan sebagai reservoir air sekitar 900 tahun lalu. Kini, satwa liar masih mengunjungi tempat itu untuk minum sebagaimana tercatat dalam momen langka tersebut.

Awalnya, muncul kepercayaan bahwa keberadaan air di genangan itu memberikan kesempatan bagi kecebong untuk berkembang biak. Menurut Carter, hal ini masuk akal karena kodok biasanya keluar dari persembunyiannya untuk bertelur saat menemukan lingkungan yang mendukung untuk membesarkan anak-anak mereka.

Akan tetapi, adanya laporan aneh yang terus berdatangan membuat Carter memutuskan untuk mengecek langsung. Yang ia temukan ternyata lebih mengejutkan. Selain kecebong, ada makhluk aneh lain yang tidak biasa.

Setelah mengambil sampel dengan tangannya, Carter menemukan makhluk seperti fosil dengan warna merah muda, menyerupai kepiting tapal kuda atau belangkas yang banyak ditemukan di Indonesia. Makhluk tersebut memiliki tiga mata. Setelah melakukan identifikasi mendalam, ia menyadari bahwa makhluk itu adalah triops, dikenal pula sebagai ‘udang kecebong’ atau ‘udang dinosaurus’. Nama triops sendiri berasal dari kata Yunani yang berarti ‘tiga mata’.

Postingan Facebook Wupatki National Monument menjelaskan bahwa triops secara teknis bukanlah berudu ataupun udang, melainkan krustasea kecil dari genus Triops dalam ordo Notostraca. Mereka dikenal hidup di kolam musiman di berbagai belahan dunia seperti Afrika, Australia, Asia, Amerika Selatan, Eropa, dan sebagian wilayah Amerika Utara. Sering disebut fosil hidup, bentuk luar hewan ini hampir tidak mengalami perubahan sejak zaman Trias.

Keberlangsungan hidup krustasea ini di lingkungan yang ekstrem berkat kemampuan adaptasi luar biasa. Telur-telur mereka dapat tetap bertahan dalam kondisi kering selama bertahun-tahun hingga lingkungan kembali mendukung untuk menetas. Ketika kondisinya pas, telur-telur itu menetas dengan cepat. Dalam kurun waktu seminggu, mereka tumbuh dewasa, berkembang biak, dan kembali bertelur untuk melanjutkan siklus hidupnya. Selain itu, mereka menjadi sumber makanan bagi burung seperti nighthawks yang hidup di sekitar area monumen tersebut.

Lauren Carter mengatakan bahwa triops adalah bukti nyata bagaimana kehidupan mampu bertahan meski di tengah kondisi paling sulit sekalipun. Dalam komentar lain di bawah unggahan Facebook tersebut, pihak pengelola monumen menjelaskan bahwa rata-rata panjang triops berkisar antara dua hingga tiga inci. Telur-telurnya bahkan dapat tetap kering hingga 27 tahun sebelum menetas.

Meskipun lapangan ini telah terisi air dalam empat tahun terakhir, para penjaga belum pernah menemukan triops sebelumnya. Mereka pun tidak tahu kapan hujan berikutnya akan kembali membawa makhluk luar biasa ini ke permukaan bumi.

Baca Juga : “Air Terjun Api” Muncul di Yosemite, Fenomena Alam Langka yang Menakjubkan

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *