DROPPIISHOPS.COM – Pareidolia mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, namun sejatinya fenomena ini sering dialami oleh banyak individu. Contoh paling umum adalah ketika seseorang melihat bentuk wajah atau sosok binatang dalam benda mati.

Menurut Yulius Widi Nugroho dalam buku *Khazanah Fotografi & Desain Grafis* (2020:47), pareidolia merupakan sebuah fenomena psikologis yang memungkinkan seseorang untuk mengenali bentuk, pola, atau objek tertentu, meskipun sebenarnya yang dilihat hanyalah benda mati. Dalam dunia kesehatan, fenomena seperti ini sering dikelompokkan sebagai bagian dari ilusi visual.

Memahami Pareidolia dan Penyebabnya

Pareidolia terjadi ketika otak manusia mencoba mencari pola yang familiar di lingkungan, meskipun sebenarnya pola tersebut tidak memiliki makna. Contohnya termasuk melihat awan yang berbentuk wajah atau benda tertentu di angkasa.

Secara alami, otak manusia memiliki kecenderungan untuk “mengisi kekosongan” dan memberi makna pada sesuatu yang tidak jelas atau acak. Tujuan dari proses ini adalah membantu manusia memahami lingkungan sekitar lebih baik. Contoh lain dari fenomena ini adalah penampakan bulan yang terlihat seperti wajah manusia atau bayangan wajah pada permukaan kue yang baru saja dipanggang.

Meskipun tampak sederhana dan sering dianggap biasa, pareidolia memiliki potensi untuk memengaruhi keyakinan seseorang, terutama dalam konteks agama atau spiritualitas. Banyak cerita tentang manusia yang melihat gambar atau pola religius dalam alam sekitar, seperti formasi batu atau tekstur kayu.

Bagaimana Menyikapi Pareidolia

Secara umum, pareidolia bukanlah kondisi yang memerlukan perawatan khusus. Namun, jika fenomena tersebut mulai memicu kecemasan atau ketakutan, ada beberapa cara untuk mengurangi dampaknya.

Salah satu langkah sederhana adalah berusaha berpikir secara logis dan realistis. Sadari bahwa pola atau bentuk yang terlihat hanyalah kebetulan dan tidak memiliki arti mendalam. Selain itu, membicarakan pengalaman pareidolia dengan orang terdekat dapat menjadi cara efektif untuk mengurangi kecemasan yang muncul. Dengan berbagi cerita, teman atau rekan kerja bisa membantu menenangkan pikiran.

Namun, apabila pareidolia mulai berdampak negatif terhadap kesehatan mental, konsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan dapat menjadi solusi terbaik.

Kesimpulan

Pareidolia adalah fenomena umum yang sering dialami oleh siapa saja, termasuk generasi muda. Sesederhana melihat awan yang menyerupai wajah atau benda lain, fenomena ini menunjukkan betapa kreatifnya otak manusia dalam menginterpretasi dunia sekitar. Meskipun pareidolia lebih banyak dianggap sebagai pengalaman unik, memahami dan menyikapinya dengan bijak tetap penting agar tidak menimbulkan efek negatif pada keseharian.

Baca Juga : Fenomena Bediding: Udara Dingin Selimuti Indonesia di Musim Kemarau

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *