DROPPIISHOPS.COM – Fenomena likuifaksi kembali menjadi perhatian setelah melanda wilayah Mamuju Tengah, yang menyebabkan empat desa terisolasi. Namun, apa sebenarnya likuifaksi itu? Fenomena alam ini merupakan salah satu bencana yang tak bisa dianggap sepele, karena mampu merubah karakteristik tanah hingga kehilangan kekuatannya, menjadikannya tidak lagi kokoh untuk menopang benda di atasnya.

Fenomena Likuifaksi: Penjelasan Lengkap

Fenomena likuifaksi baru-baru ini mengejutkan publik di Mamuju Tengah. Peristiwa serupa pernah terjadi sebelumnya saat gempa Palu mengguncang pada tahun 2018. Jadi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan likuifaksi?

Mengacu pada Kamus Istilah Geologi karya Djoko Wintolo (2024: 300), likuifaksi merupakan fenomena di mana tanah kehilangan kekuatan gesernya akibat meningkatnya tekanan air pori. Kondisi ini biasanya dipicu oleh beban gempa yang terjadi secara mendadak.

Lebih jauh dijelaskan bahwa likuifaksi adalah proses perubahan sifat lapisan tanah, dari yang semula padat menjadi seperti cair akibat getaran kuat, seperti gempa atau pembebanan cepat lainnya. Akibatnya, tanah kehilangan kemampuan untuk menopang struktur apa pun di atasnya, termasuk bangunan, pepohonan, maupun benda lainnya.

Efek dari likuifaksi ini sangat mengkhawatirkan. Bangunan dapat ambruk bahkan terkubur sepenuhnya, dan ancaman terhadap manusia pun meningkat dengan risiko cedera hingga kehilangan nyawa.

Perbedaan Antara Likuifaksi dan Tanah Longsor

Sekilas, likuifaksi mungkin terlihat mirip dengan tanah longsor. Namun, kedua fenomena ini memiliki perbedaan mendasar pada beberapa aspek berikut:

1. Jenis Tanah

Likuifaksi terjadi pada tanah berpasir yang jenuh oleh air, sementara tanah longsor umumnya melibatkan tanah lempung yang bersifat lunak.

2. Penyebab

Likuifaksi disebabkan oleh guncangan gempa yang memengaruhi lapisan tanah berpasir, sedangkan tanah longsor biasanya dipicu oleh dorongan eksternal pada lereng tanah.

3. Dampak

Likuifaksi membuat tanah kehilangan kesolidannya sehingga benda di atasnya tenggelam atau ambruk, sedangkan tanah longsor merusak benda-benda di sekitarnya melalui pergerakan massa tanah.

Dari penjelasan ini dapat dipahami bahwa likuifaksi bukan sekadar pergeseran tanah biasa. Fenomena ini merupakan salah satu dampak serius dari gempa yang memengaruhi karakteristik lapisan tanah secara drastis. Meski sekilas mirip dengan tanah longsor, likuifaksi memiliki mekanisme dan efek yang berbeda sehingga perlu pemahaman lebih lanjut untuk mengantisipasi risiko yang ditimbulkannya.

Baca Juga : Fenomena Aphelion dan Pengaruhnya terhadap Cuaca di Indonesia

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *