DROPPIISHOPS.COM – Para ilmuwan telah mengidentifikasi sebuah fenomena luar biasa di dataran tinggi Yana, Siberia, yang dikenal sebagai Kawah Batagaika. Dengan lebar mencapai 200 hektare dan kedalaman hampir 91 meter, kawah ini terus berkembang pesat akibat perubahan iklim.

Karena ukurannya yang sangat besar, Kawah Batagaika terlihat jelas bahkan dari luar angkasa. Berdasarkan laporan Daily Mail, Sabtu (8/6/2024), kawah ini terbentuk akibat mencairnya permafrost di tundra Siberia. Proses tersebut melepaskan metana dalam jumlah besar gas rumah kaca yang sebelumnya terperangkap dalam keadaan beku ke atmosfer.

Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa kawah ini melepaskan antara 4.000 hingga 5.000 ton metana dan gas karbon lainnya setiap tahun seiring pendalamannya. Data tersebut menunjukkan sejauh mana permafrost mengalami degradasi. Alexander Kizyakov, seorang glasiolog dan penulis utama penelitian ini, memperingatkan bahwa di masa depan, Kawah Batagaika berpotensi mengeluarkan seluruh gas rumah kaca yang tersimpan di dalamnya.

Kizyakov dan timnya juga menemukan bahwa kawah ini hampir mencapai lapisan batuan dasar. Artinya, permafrost yang tersisa hampir sepenuhnya mencair, yang meningkatkan risiko runtuhan lebih lanjut pada struktur kawah tersebut.

Namun, Kizyakov juga mencatat bahwa pencairan permafrost dapat terus berlangsung secara lateral. Ia menjelaskan bahwa perluasan di sepanjang tepi dan ke bagian lereng akan tetap terjadi. Hal ini dipengaruhi oleh kedekatan dengan batuan dasar, yang puncaknya berada sekitar 550 meter di atas bukit terdekat.

Melalui data luas dari berbagai sumber independen, tim peneliti berhasil membuat model 3D untuk mempelajari bagaimana permafrost telah runtuh selama beberapa dekade terakhir. Dengan menggunakan teknologi pemetaan jarak jauh beresolusi tinggi baik melalui citra satelit maupun drone di atas Kawah Batagaika model ini juga dilengkapi data berupa sampel permafrost dan tanah hasil ekspedisi lapangan pada 2019 dan 2023.

Model komputer tersebut memungkinkan peneliti memetakan dan memproyeksikan proses pencairan permafrost, termasuk jenis bahan yang mencair serta pengaruhnya terhadap air tanah atau atmosfer. Temuan ini menggarisbawahi betapa cepatnya perubahan bentang alam di wilayah permafrost akibat pemanasan global.

Nikita Tananaev, seorang peneliti dari Institut Permafrost Melnikov di Yakutsk, menambahkan bahwa kebocoran gas dari kawah ini telah mengubah ekosistem sekitarnya secara drastis. Ia menyebutkan bahwa dampaknya tidak hanya pada daratan sekitar tetapi juga pada habitat sungai. Bahkan, sedimen yang keluar dari runtuhan Kawah Batagaika telah memengaruhi Sungai Yana, aliran utama yang berada di kawasan tersebut.

Baca Juga : Fenomena Awan Berbentuk Piring Terbang di Langit Hawaii: Penjelasan Ilmiah di Baliknya

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *