DROPPIISHOPS.COM – Hujan adalah suatu kejadian alam yang sudah sangat dikenal dalam kehidupan sehari-hari kita. Hampir di seluruh belahan dunia, kita mengenali dan sering mengalami curahan air dari langit ini. Sebagai negara tropis yang memiliki dua musim, Indonesia juga tidak terhindar dari datangnya hujan yang datang silih berganti sepanjang tahun.

Meskipun kita sudah terbiasa melihat dan merasakan hujan, ada banyak fakta menarik yang ada di balik fenomena alam ini. Dari proses terbentuknya di awan sampai efeknya bagi kehidupan di bumi. Pemahaman kita mengenai hujan dan semua proses yang menyertainya terus berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan.

Berikut ini adalah beberapa fakta yang mungkin belum kita ketahui dan dapat memperluas pengetahuan kita tentang hujan sebagai bagian dari siklus air di bumi.

1. Bisa terjadi dalam berbagai bentuk

Hujan tidak hanya hadir dalam bentuk tetes air, tetapi juga bisa turun sebagai es dan salju. Hujan es terbentuk ketika uap air di atmosfer membeku sebelum menyentuh tanah. Sementara itu, salju terbentuk saat uap air di udara membeku pada ketinggian yang lebih tinggi, lalu mencair saat turun ke permukaan.

Menurut Study. com, jenis-jenis curah hujan yang terjadi dipengaruhi oleh suhu udara dan cara pembentukan awan. Berbagai macam curah hujan mencakup hujan air, salju, hujan es, hujan beku, gerimis, dan kristal es. Hujan beku memiliki cara terbentuk yang berbeda dibandingkan dengan tetesan yang cair.

Proses pembentukan hujan es dan salju dijelaskan dengan Mekanisme Bergeron-Findeisen. Mekanisme ini menjelaskan bagaimana uap air bisa berubah langsung menjadi es akibat tingginya kejenuhan uap air terhadap es atau penguapan air pada suhu yang sangat rendah, jauh di bawah titik beku air. Uap air ini kemudian mengkristal menjadi butiran es.

2. Dapat turun di semua tempat di muka bumi

Sebagai bagian dari siklus air, hujan dapat turun hampir di seluruh bagian bumi. Hujan mampu terjadi di berbagai tempat geografis seperti pegunungan, dataran rendah, hingga samudera. Hujan juga sering turun di perkotaan yang padat penduduk.

Ini karena hujan terbentuk dari awan tumpuk yang mengandung sejumlah besar uap air. Proses terbentuknya awan hujan ini dapat terjadi di mana saja selama tersedia uap air dan terjadi pendinginan suhu di atmosfer. Oleh sebab itu, hampir seluruh wilayah di bumi pernah merasakan curah hujan, meski intensitasnya bervariasi tergantung pada kondisi geografis dan iklim setempat.

3. Hujan turun dengan berbagai durasi

Berdasarkan durasinya, hujan dapat dibedakan menjadi hujan singkat, sedang, dan hujan lebat yang berlangsung lama. Hujan singkat biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit dengan intensitas ringan hingga sedang. Sebaliknya, hujan lebat dapat berlangsung hingga berjam-jam atau bahkan berhari-hari dengan intensitas yang tinggi.

Lama curah hujan ditentukan oleh jumlah uap air yang mengembun di awan dan seberapa cepat tetes air jatuh ke permukaan bumi. Jika pembentukkan tetes air dilakukan secara masif dan cepat, curah hujan pun akan semakin deras. Sebaliknya, hujan cenderung singkat jika hanya sedikit uap air yang mengalami proses kondensasi.

4. Dapat membantu pertumbuhan tanaman

Hujan memberikan berbagai keuntungan bagi pertumbuhan tanaman. Air yang berasal dari hujan adalah sumber air tawar yang sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk melaksanakan proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses yang sangat penting bagi perkembangan tanaman karena menghasilkan makanan untuk tanaman tersebut.

Menurut sciencing, air tidak hanya mendukung percambahan dan pertumbuhan benih, tetapi juga memungkinkan tanaman yang telah dewasa untuk menyerap nutrisi dari mineral yang terlarut di dalam tanah. Air, baik yang diambil dari selang taman maupun yang jatuh dari langit, berperan menjaga tanaman agar tetap terhidrasi dan sehat. Akan tetapi, keunggulan air hujan terletak pada kemampuannya untuk mengairi area yang luas dengan merata, tanpa memerlukan banyak tenaga.

Hujan dapat menurunkan suhu udara

Menurut sciencedirect. com, daerah perkotaan di iklim tropis yang panas dan lembap seringkali mengalami tingkat ketidaknyamanan termal yang tinggi. Meskipun peningkatan infrastruktur hijau telah menjadi salah satu cara untuk mengurangi panas di perkotaan, efeknya bervariasi tergantung pada kondisi iklim setempat. Penelitian ini menganalisis pengaruh curah hujan terhadap suhu udara, kelembapan, dan kenyamanan termal di taman kota besar di Singapura, serta membandingkannya dengan lokasi-lokasi perkotaan lainnya.

Hasil dari penelitian ini mengindikasikan bahwa curah hujan memiliki pengaruh yang signifikan dalam menurunkan suhu udara dan meningkatkan kenyamanan termal, tidak hanya saat hujan berlangsung, tetapi juga pada periode kering setelahnya. Efektivitas pendinginan yang dihasilkan oleh curah hujan dipengaruhi tidak hanya oleh semangat dan durasi hujan, tetapi juga oleh kondisi cuaca setelah hujan terjadi, terutama oleh tingkat radiasi matahari yang masuk.

Hujan, sebagai fenomena alam yang tak terhindarkan, memang memberikan banyak keuntungan untuk keberlangsungan kehidupan di bumi. Dengan memahami lebih dalam tentang proses alami yang terjadi di baliknya, kita dapat semakin menghargai serta bijak dalam memanfaatkannya untuk keberlangsungan kehidupan.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *