DROPPIISHOPS.COM – Sekelompok ilmuwan baru-baru ini berhasil mengungkap fenomena unik yang menyebabkan beberapa wilayah daratan di Bumi mengalami pengangkatan.
Tim peneliti dari Universitas Southampton mempelajari pergerakan lempeng tektonik guna memahami penyebab fenomena ini. Mereka menemukan bahwa retaknya lempeng tektonik sering kali memicu gelombang energi yang sangat kuat dari dalam Bumi. Gelombang tersebut kemudian mengakibatkan permukaan daratan naik, bahkan hingga lebih dari satu kilometer.
Selama bertahun-tahun, para ilmuwan telah mencoba memahami asal-usul bentuk topografi yang dikenal sebagai tebing curam dan dataran tinggi. Hasil penelitian terbaru, yang diterbitkan dalam jurnal Nature, mengungkap dampak kekuatan tektonik global terhadap perkembangan lanskap Bumi selama ratusan juta tahun terakhir.
Ilmuwan mempostulatkan bahwa fitur-fitur geografi besar seperti Tebing Besar—contoh klasik yang mengelilingi kawasan Afrika Selatan—terbentuk akibat perpecahan hingga akhirnya pemisahan daratan. Hal ini diungkapkan oleh Tom Gernon, seorang Profesor Ilmu Bumi dari Universitas Southampton sekaligus penulis utama dalam penelitian tersebut, seperti yang dikutip dari WION NEWS.
Para peneliti dari universitas ini, termasuk Dr. Thea Hincks, Dr. Derek Keir, dan Alice Cunningham, bekerja sama dengan para ahli dari Helmholtz Centre Potsdam German Research Centre for Geosciences (GFZ) serta Universitas Birmingham. Mereka berusaha memahami alasan di balik pergerakan vertikal tanah pada bagian-bagian daratan yang secara umum dianggap stabil.
Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa ketika daratan terbelah, kerak Bumi mengalami peregangan. Proses ini menciptakan gerakan pengadukan di lapisan mantel Bumi. Profesor Sascha Brune, pemimpin Tim Pemodelan Geodinamik di GFZ Potsdam, menjelaskan bahwa mekanisme ini mirip dengan gerakan menyeret atau menyapu yang menuju ke arah daratan dan mengganggu lapisan pondasi di bawahnya.
Profesor Brune bersama Dr. Anne Glerum lalu menjalankan simulasi untuk menguji fenomena tersebut. Mereka mencatat bahwa kecepatan gelombang mantel yang bergerak di bawah permukaan tanah sebanding dengan kecepatan erosi besar yang memengaruhi lanskap Afrika Selatan, yang terjadi pasca perpecahan superbenua purba Gondwana.
Sebagaimana dijelaskan oleh Profesor Brune, hilangnya material permukaan saat erosi besar terjadi membuat daratan menjadi lebih ringan, sehingga naik ke atas melalui proses yang dikenal sebagai isostasi. Fenomena ini dapat dianalogikan dengan balon udara yang secara bertahap naik lebih tinggi saat berat bebannya berkurang.
Baca Juga : Fenomena Aneh tapi Nyata, Telaga Sarangan Berombak Layaknya Lautan